Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menyambut Bulan Muharram dengan Beramal Sholeh

gambar dari tribunnews.com

Bulan Muharram menjadi bulan yang sangat berpengaruh untuk sejarah umat Islam yang penuh barokah dan rahmah. Bulan Muharram merupakan bulan pertama di dalam penanggalan Hijriyah yang memiliki pahala berlipat ganda apabila berbuat baik ataupun berbuat dosa di dalam nya. Kali ini, kami hadirkan kajian mengenai amalan amalan di bulan Muharram untuk anda.

Perbanyak Amalan Shalih

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bersabda di dalam tafsir firman Allah ta’ala pada Surat At Taubah ayat 36, “maka janganlah kalian menzhalimi diri kalian…, Allah telah mengkhususkan empat bulan dari kedua belas bulan tersebut. Dan Allah menjadikannya sebagai bulan yang suci, mengagungkan kemuliaan-kemuliaannya, menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan tersebut lebih besar (dari bulan-bulan lainnya) serta memberikan pahala (yang lebih besar) dengan amalan-amalan shalih.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir)

Mengingat akan besarnya pahala yang akan diberikan Allah SWT dalam bulan Muharram, hendaknya kita sebagai umat muslim lebih memperbanyak amalan amalan ketaatan pada Allah SWT di bulan Muharram yakni dengan membaca Al Quran, berdzikir, puasa, shadaqah dan amalan shalih lainnya.

Jauhi Maksiat

Qotadah rahimahullah berkata, “Sesungguhnya kezaliman pada bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya daripada kezaliman yang dilakukan di luar bulan-bulan haram tersebut. Meskipun kezaliman pada setiap kondisi adalah perkara yang besar, akan tetapi Allah Ta’ala menjadikan sebagian dari perkara menjadi agung sesuai dengan kehendaknya.”

Bulan Muharram juga menjadi bulan untuk menjauhi kemaksiatan pada Allah, sebab dosa yang diperbuat pada bulan bulan haram, akan lebih besar jika dibandingkan dengan dosa selain bulan haram.

Memperbanyak Puasa

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata jika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu bulan Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)

Bulan Muharram juga sebaiknya memperbanyak puasa karena puasa yang dijalankan pada bulan Muharram adalah puasa terbaik setelah puasa bulan Ramadhan.


Puasa Asyura

Hari Asyuro merupakan hari yang selalu dijaga keutamaannya oleh Rasulullah seperti dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma dimana beliau berkata,

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam begitu menjaga keutamaan satu hari di atas hari-hari lainnya, melebihi hari ini (yaitu hari ‘Asyura) dan bulan yang ini (yaitu bulan Ramadhan).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah bersabda "Puasa ‘Asyura aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu." (HR.Muslim)

Imam an-Nawawi berkata: “Keutamaannya menghapus semua dosa-dosa kecil. Atau boleh dikatakan menghapus seluruh dosa kecuali dosa besar” Majmu’ Syarah al-Muhadzzab, an-Nawawi 6/279

Dahulu puasa ‘Asyura diwajibkan sebelum turunnya kewajiban puasa Ramadhan. Hal ini menujukkan keutamaan puasa ‘Asyura.

Ibnu Umar berkata: “Nabi dahulu puasa ‘Asyura dan memerintahkan manusia agar berpuasa pula. Ketika turun kewajiban puasa Ramadhan, puasa ‘Asyura ditinggalkan” (HR. Bukhari dan Muslim)

Selisihi Orang Yahudi Dengan Puasa Tasu’a (Puasa di hari ke sembilan)

Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi ﷺ melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada sahabat yang berkata, “Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau bersabda,

“Apabila tiba tahun depan kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas berkata, “Belum sampai tahun depan, Nabi ﷺ sudah  meninggal dunia.” (HR. Muslim, no. 1134)

Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, bahwa maksud Rasulullah SAW memerintahkan sahabat berpuasa pada tanggal 9 Muharram adalah untuk menyelisihi orang Yahudi yang cuma berpuasa tanggal 10 Muharram saja. (Syarh Shahih Muslim, 8/14).


Puasa Sunnah 11 Muharram

Sebagian ulama berpendapat, dianjurkan melaksanakan puasa tanggal 11 Muharram, setelah puasa ‘Asyura. Pendapat ini berdasarkan hadits,

“Puasalah hari ‘Asyura, namun jangan menyamai orang yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

Sementara itu, ulama lain berpendapat bahwa puasa tanggal 11 tidak disyariatkan, karena hadits ini menurut mereka sanadnya dhaif. Sebagaimana keterangan Syaikh al-Albani dan Syaikh Syu’aib al-Arnauth dalam ta’liq musnad Ahmad. Hanya saja dianjurkan untuk melakukan puasa tiga hari, jika dia tidak bisa memastikan tanggal 1 Muharam, sebagai bentuk kehati-hatian

Ibnu Qudamah menukil perkataan Imam Ahmad, “Jika awal Bulan Muharram tidak jelas maka sebaiknya puasa tiga hari; (tanggal 9, 10, dan 11 Muharram).” Ibnu Siirin pun menjelaskan demikian. Beliau mempraktekkan hal itu agar lebih yakin untuk mendapatkan puasa tanggal 9 dan 10 Muharram. (al-Mughni, 3/174).

Ibnul Qoyyim menjelaskan bahwa puasa terkait hari Asyura ada tiga tingkatan:
  1. Tingkatan paling sempurna, puasa tiga hari. Sehari sebelum Asyura, hari Asyura, dan sehari setelahnya.
  2. Tingkatan kedua, puasa tanggal 9 dan tanggal 10 Muharram. Ini berdasarkan banyak  hadist.
  3. Tingkatan ketiga, puasa tanggal 10 saja. (Zaadul Ma’ad, 2/72)
Disamping itu, melakukan puasa 3 hari, di tanggal 9, 10, dan 11 Muharram, masuk dalam cakupan hadis yang menganjurkan untuk memperbanyak puasa selama di bulan Muharram. Sebagaimana yang dinyatakan dalam hadist dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, bahwa ﷺ bersabda, “Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, Bulan Muharram.” (HR. Muslim)

Tidak Berbuat Dzalim

Pada bulan Muharram juga sangat dianjurkan untuk tidak berbuat dzalim baik dalam perkara kecil atau pun perkara besar. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “Maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu.”(QS. at-Taubah: 36)

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah kalian terhadap kedhaliman, karena sesungguhnya kedhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim dan lainnya)

Beliau juga bersabda dalam hadits lainnya, “Tidak ada dari satu dosapun yang lebih pantas untuk dicepatkan siksanya dari pelaku dosa itu baik di dunia maupun di akhirat daripada melewati batas (kedhaliman) dan memutus silaturrahim.” (ash-Shahihah, no. 915)

Menyantuni Anak Yatim

Selain lebih memperbanyak puasa, bulan Muharram juga menjadi bulan yang disarankan untuk menyantuni anak yatim sebab termasuk dalam pahala yang dianjurkan Allah SWT.

Menjenguk Orang Sakit

Saat bulan Muharram juga disarankan untuk menjenguk dan menengok satu orang yang sedang sakit sebab pahalanya seperti sudah menengok orang satu dunia. Setelah itu dilanjutkan dengan shalat 4 raka’at dan setiap raka’at sesudah membacakan surat Al Fatihah dilanjutkan dengan membacakan surat Al Ikhlas sebelas kali sehingga akan diampuni dosanya selama 50 tahun yang dilakukan pada waktu dhuha dengan niat sholat sunnah mutlak.

Meluaskan Belanja

Bulan Muharram yakni pada hari Asyura juga disarankan untuk meluaskan belanja pada keluarga sehingga Allah SWT juga akan meluaskan atas belanja selama setahun. Sebagian ulama hadits memang melemahkan hadits tersebut, akan tetapi sebagian ulama lagi mengatakan jika hadits tersebut adalah shahih dan sebagian lagi mengatakan hasan.

Ulama yang menshahihkan diantaranya adalah Zainuddin Al-Iraqi, Ibnu Nashiruddin. As-Suyuthi dan juga Al Hafidz Ibnu Hajar yang mengatakan jika sangat banyak jalur periwayatan hadits tersebut sehingga derajat hadits ini menjadi hasan dan bahkan menjadi shahih.


Bersedekah

Bersedekah juga menjadi amalan di bulan Muharram, dimana seseorang yang melakukan sedekah pada bulan tersebut maka akan seperti bersedekah selama setahun. Kalangan mazhab Malik juga menyarankan banyak bersedekah, namun untuk mazhab lainnya tidak memiliki landasan dalil yang dengan khusus membahas akan hal tersebut dan memiliki derajat hadits yang kuat sehingga mendhaifkan hadits tersebut.

Muhasabah dan Intropeksi Diri

Amalan berikutnya yang harus diperbanyak pada bulan Muharram adalah muhasabah dan juga intropeksi diri seiring dengan bertambahnya usia. Ini semua dilakukan sebagai bekal menuju perjalanan panjang di akhirat yakni dengan memperbanyak amalan amalan shalih.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan setiap diri hendaklah memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)…” (QS. Al Hasyr: 18)

Taubat

Taubat merupakan kembali pada Allah SWT dari perkara yang Allah SWT benci secara lahir dan batin menuju ke perkara yang Allah SWT senangi. Taubat memiliki arti menyesal dengan semua dosa yang sudah diperbuat pada masa lalu dan kemudian meninggalkannya serta bertekad untuk tidak mengulanginya kembali dan taubat ini merupakan tugas yang berlangsung untuk seumur hidup. Sudah menjadi kewajiban bagi seorang muslim yang jatuh dalam dosa dan perbuatan maksiat untuk segera bertaubat khususnya pada bulan Muharram dan tidak menundanya sebab kematian yang menjemput tidak diketahui waktu kedatangannya.

Memberbanyak Berdoa

Bulan Muharram adalah bulan yang mulai di mana amalan ibadah di dalamnya berlipat ganda. Memperbanyak berdoa adalah salah satu amalan yang seharusnya di lakukan.

Allah mengajarkan kepada orang yang beriman untuk berdoa demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Doa itu termuat dalam Surat Al Baqarah ayat 201, ''Rabbana atinaa fid dun-ya hasanah wafil aakhirati hasanah waqinaa 'adzabannaar (Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka).'' Keinginan yang kuat untuk dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat, juga harus dibarengi dengan doa yang sungguh-sungguh.

Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda tentang permintaan orang yang berdoa. Sabda Rasulullah SAW, ''... akan tetapi hendaknya ia meyakini dengan apa yang dimintanya.'' Ad Dawudi dalam Fath Al Baari menjelaskan makna 'meyakini dengan apa yang dimintanya' adalah bahwa manusia yang berdoa itu bersungguh-sungguh dan bersikeras seperti berdoanya seorang fakir yang benar-benar kesusahan.

Dalam hadis riwayat Muslim juga disebutkan hadis Nabi SAW tentang doa yang seharusnya dipanjatkan penuh hasrat dan keinginan. Rasulullah SAW bersabda, ''Jika salah seorang di antara kalian berdoa, maka hendaknya ia membesarkan hasrat dan keinginannya. Sesungguhnya tidak ada sesuatu yang dianggap besar bagi Allah SWT.'' Doa yang penuh semangat, yakin dan penuh harapan tersebut juga dapat memperkuat ingatan seorang hamba kepada Allah SWT.

Masjid Al-Saleh Sana’a, Yaman (foto dari nationalgeographic.com)

Membaca Doa Akhir Tahun

Amalan membacakan doa saat akhir Dzulhijjah bisa dilakukan selepas ashar dengan doa ini, kita sebagai Mu’min memohon pada Allah SWT supaya bisa meninggalkan penuh pengambunan dan keberkahan

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga rahmat da salam tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad beserta keluarga da sahabat beliau. Yaa Allah ya Tuhanku, apa yang aku perbuat sepanjang tahun ini berupa perbuatan-perbuatan yang Engau larang aku melakukannya, sedang aku belum bertaubat dari padanya, dan Engkaupun telah menyayangiku setelah Engkaupun kuasa untuk menyiksaku, kemudian Engkau menyeruku untuk bertaubat dari padanya setelah aku bermaksiat kepada-Mu, maka ampunilah aku kerjakan di tahun ini, adalah berupa perbuatan yang Engkau ridhoi dan Engkau janjikan pahala atasnya. Dan aku memohon kepada-Mu wahai Tuhanku, wahai dzat Yang Maha Mulia, Yang memiliki kebesaran dan kemuliaan, agar Engau terima amalku ini, wahai Dzat Yang Maha Mulia. Semoga rahmat dan salam Alloh tetap tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau”

Doa Awal Tahun

Amalan membacakan doa saat memasuki tanggal 1 Muharram bisa dilakukan selepas maghrib atau sesudahnya dan dengan doa ini, kita sebagai Mu’min memohon pada Allah SWT supaya bisa memasuki tahun baru dengan amal kebajikan dan juga ketaqwaan.

Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam. Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa ‘alaa fadhlikal-‘azhimi wujuudikal-mu’awwali, wa haadza ‘aamun jadidun qad aqbala ilaina nas’alukal ‘ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa’ihi wa junuudihi wal’auna ‘alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu’i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam

Arti: Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya. Ya Allah Engkaulah Yang Abadi, Dahulu, lagi Awal. Dan hanya kepada anugerah-Mu yang Agung dan Kedermawanan-Mu tempat bergantung. Dan ini tahun baru benar-benar telah datang. Kami memohon kepada-Mu perlindungan dalam tahun ini dari (godaan) setan, kekasih-kekasihnya dan bala tentaranya. Dan kami memohon pertolongan untuk mengalahkan hawa nafsu amarah yang mengajak pada kejahatan,agar kami sibuk melakukan amal yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, Nabi yang ummi dan ke atas para keluarga dan sahabatnya.

Demikian beberapa amalan yang bisa di amalkan saat berada di bulan Muharram, semoga setelah membaca informasi ini, kita sekalian mau mengamalkan agar bisa menambahkan pahala di akhirat nanti. Aamiiin

sumber : dalamislam.com
Kingramli
Kingramli Kabag. PDDikti Univ. Muhammadiyah Mataram

Post a Comment for "Menyambut Bulan Muharram dengan Beramal Sholeh"